Pages

9.8.13

[review] Pulang: Sebuah Novel


Judul                   : Pulang: Sebuah Novel
Penulis                : Leila S. Chudori
Tahun terbit        : 2012
Penerbit              : Kepustakaan Populer Gramedia
Jumlah halaman  : viii + 464
Waktu baca         : 2 Agustus 2013 - 5 Agustus 2013

"Pulang" bercerita tentang kehidupan empat orang Indonesia yang terdampar di Paris dan keluarga satu teman mereka di Indonesia -- seluruhnya dianggap dekat dengan PKI dan oleh karenanya dianggap memiliki "dosa politik" oleh pemerintah Orde Baru. Melalui penuturan para Dimas Suryo dan tiga kawannya di Paris serta Hananto Prawiro, Surti Anandari, Aji Suryo, dan keluarganya di Indonesia, kita dibawa ke naik turun dan kelok-kelok cerita hidup orang-orang yang menjadi eksil politik atau yang diberi stempel "eks-tapol" dan "keluarga eks-tapol" sejak kasus G30S pada tahun 1965. Melalui Lintang Utara, anak seorang eksil politik yang lahir di Paris dan belum pernah menginjakkan kaki di Indonesia, kita diajak berkenalan dengan Indonesia sejak mula Orde Baru sampai kejatuhannya lewat kacamata yang mungkin belum pernah kita pakai. Cerita-cerita dalam buku ini adalah cerita yang luput diceritakan --atau sengaja dibungkam-- dalam narasi sejarah Indonesia yang umum diceritakan.

Setelah membaca/mendengar berbagai review dan datang ke diskusinya di Salihara, gw punya ekspektasi tinggi atas buku ini. Karena itu, waktu nemu inkonsistensi nama dan salah ketik di sana-sini ya gw cukup kecewa. Adegan-adegan 'panas' yang bertebaran juga bikin gw mikir, "Sebenarnya adegan ini signifikan ga sih buat keseluruhan cerita? Kayaknya diapus juga ga ngaruh" dan lagi-lagi agak kecewa. Penceritaan yang sering berubah sudut pandangnya (dari sudut pandang orang pertama ke sudut pandang orang ketiga dan sebaliknya) secara tiba-tiba tanpa pola yang jelas dan gaya bahasa yang sama pada bagian-bagian yang diceritakan dengan sudut pandang orang pertama oleh orang yang berbeda juga bikin gw terganggu. Terlepas dari kekurangan-kekurangan yang gw rasakan tadi, secara keseluruhan buku ini sangat kuat. Benar-benar kuat. Gaya bahasanya kuat, berhari-hari gw jadi terlarut dan berpikir dalam gaya bahasa buku ini. Gw memang bukan sekali ini jadi berpikir dalam gaya bahasa buku yang gw baca, tapi baru sekali ini gw sulit melepaskan diri dan kembali ke gaya bahasa gw sendiri. Narasi dan deskripsinya juga kuat, gw sampai dua kali memimpikan adegan dalam buku ini.

Muatan cerita yang bernas dan penceritaan yang sangat kuat berkat riset yang serius membuat "Pulang" akhirnya menjadi buku yang bisa 'dialami', bukan sekadar 'dibaca'. Isu-isu yang diangkat juga memberi kesempatan pada pembaca untuk meninjau ke-Indonesia-annya. Untuk semua orang yang ingin punya pengalaman baru mengenai Indonesia, buku ini sangat gw rekomendasikan. Cocok dibaca di bulan kelahiran negara bernama Indonesia yang kita diami ini, barangkali sambil memikirkan ucapan ayah Leila S. Chudori, "Ada alasan mengapa kita dilahirkan sebagai orang Indonesia. Alasan itu harus kita cari sepanjang hidup kita".

0 komentar dari orang baik :):

 
Header Image from Bangbouh @ Flickr